Selasa, 25 Maret 2008

Kembara

Dalam perjalanan musyafirku,banyak kutemui hal2 yang sedikit banyak telah memperkaya bathinku.Makin tidak dapat kuingkari bahwa aku ini adalah bukan apa2,bukan siapa2,tidak punya apa2 dan tidak punya siapa2.Aku tak lebih dari sebutir debu di tengah luasnya gurun pasir..
Tidak ada berharganya sama sekali.Bahkan keberadaanku juga berada pada ambang batas antara ada dan tiada.
Aku tahu dan sadar,bahwa tdk ada satu apapun yg bisa aku banggakan,dihadapanNya.Apapun fasilitas yg aku pakai semua tak lbih dari pinjamanNya belaka.Semua terjadi karena kemurahan hatiNya.Apapun yg diinginiNya,smua juga utk membuat kita sbg peminjam bisa menggunakan segala fasilitas & pinjaman tsb dengan senyaman2nya,utk kenyamanan aktifitas kita sendiri.
Dan yg terjadi,kita justru menggunakan pinjaman2 tsb untuk dengan sadar menuju ke kehancuran kita sendiri,yg sudah pasti itu merupakan suatu aktifitas yg menjadi pemicu kemurkaanNya.
Hebatnya lagi kita bangga melakukan semua itu..

CahayaNya

Dia Yg Mahaindah tdklah menurunkan kalamNya dalam bentuk lembaran2 tertulis.Sejarah telah membuktikan bahwa sang Penerima kalam,utusanNya justru seorang yg tdk bisa baca tulis.
Sebagaimana bnyak di beritakan dalam firmanNya bhw kalam yg diturunkan pd uturanNya tsb adalah berupa Nur (cahaya) cemerlang dimana tiada satupun mahluk yg mampu menerima nur tsb.Konon bumi akan hancur luluh lantak,langit akan berantakan saat tersentuh cahaya tsb.
Walhasil,hanya kalbu utusanNyalah yg akhirna bs dan mampu mengemban amanat tuk menerima dan membagikan cahaya tsb keseluruh jagad sebagai bentuk rahmatNya untuk alam semesta.
Pada perjalanan selanjutnya,chy inilah yg oleh para penerus Sang Utusan tadi diramu dan digunakan sebagai pegangan dalam menghadapi tantangan,hambatan dlm kehidupan dari zaman ke zaman.Inilah kemudian yg oleh para penerus tadi di kenal dengan nama al-hikmah atau ilmu hikmah,dimana hikmah sndr bermakna sbuah kebijaksanaan.
Tentu saja di tilik dari namanya di harapkan mereka yg mendalaminya akan tumbuh dan berkembang chy dalam kalbunya shg mereka akan menjadi sosok mahluk yg lebih bijak dalam menyikapi zaman dan kehidupan yg dijalaninya..
Demikian..

Minggu, 23 Maret 2008

Perjalanan Rinduku

Sebermulanya,saya adalah org yg bingung dengan smua ini.Siapa saya,dimana saya.Saya hilang,saya tdk disini atau disana.Saat ini,kemarin atau besok sekalipun.Saya hanya menggapai pada bayang semu..
Dan,sampailah saya pada satu titik jenuh,bahwa saya harus menemukan diri sejati saya.Itu kebutuhan pokok saya.
Dan dimulailah masa2 pengembaraan untuk menjawab sebuah pertanyaan simpel,siapakah saya ini sebenarnya.Yang mana sebenarnya diri saya yg sejati,yg hakiki,yg merdeka dari penjajahan material dan segala pernak-perniknya.
Nun ketika secercah cahaya mulai terlihat,timbullah gejolak baru dlm samodra pengembaraan saya.Ketika dg sadar saya mulai tahu bahwa saya ada,timbul lagi pertanyaan,darimana dan bagaimana saya ada? Menuju kemana semua realitas yg ada ini?
Saya sendiri mulai bisa meraba bhw ada suatu realitas yg membawa saya menjadi ada,serta mengalir untuk menuju realitas tadi pada perhentian terakhir..
Saya mulai merindukan untuk menyibak tabir dan mengenal lebih dekat dengan realitas ini..